Kamis, 16 Desember 2010

Upaya Kesehatan dalam Bidang Kebidanan

Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal.
Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat rcproduksi kekeadaan normal.
Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu negara untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Indonesia, di lingkungan Asean, merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

Dengan perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa dapat dijabarkan bahwa:
1. Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi setaip 26-27 menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5 %, infeksi gestosis 17,5 %, dan anestesia 2,0 %.
2. Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi sctiap 18-20 menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60 %, infeksi 24-34 %, prematuritas/BBLR 15-20 %, trauma persalinan 2-7 %, dan cacat bawaan 1-3 %.


Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan bahwa:
1. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat dibutuhkan.
2. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil dengan risiko tinggi tidak atau terlambat diketahui.
3. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek. terlalu banyak anak, terlalu muds, dan terlalu tua untuk hamil.
4. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan cumber daya manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS).
5. Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi.
6. Pendidikan masyarakat yang rendah cendrung memilih pemeliharaan kesehatan secara tradisional, dan belum slap menerima pelaksanaan keschatan modern.
Kalau disimak ternyata faktor-faktor tersebut dapat dibagi dua yaitu:


1. Yang bersifat ilmu kebidanan murni:
• Pelaksanaan pengawasan hamil belum menjangkau masyarakat menyeluruh dan bermutu.
• Pertolongan pertama hamil dan persalinan yang belum memadai.
• Lemahnya sistem rujukan.


2. Faktor sosial, yang meliputi:
• Gerakan keluarga berencana masih dapat ditingkatkan penerimaannya.
• Faktor gizi masyarakat belum mcmenuhi untuk kesehatan ibu hamil, dan menyusui.
• Pendidikan masyarakat yang masih rendah.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang diatami sebagian besar negara berkembang, maka WHO dan UNICEF di Alma Ata, Uni Sovyet 1978 telah menyelenggarakan pertemuan dengan menghasilkan gagasan untuk menerapkan “Primary health care” yaitu upaya kesehatan utama dengan teknologi berdaya guna dan tepat guna, sesuai dengan kemampuan masyarakat sehingga dicapai Health for all by year the 2000.

Gagasan Pelayanan Kesehatan Utama tersebut mempunyai unsur:

• Meningkatkan pelaksanaan pengawasan hamil.
• Meningkatkan penerimaan keluarga berencana.
• Meningkatkan gizi ibu hamil dan menyusui.
• Meningkatkan pelaksanaan imunisasi.
• Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan.
• Meningkatkan upaya sistem rujukan.
• Menerapkan pelayanan kesehatan yang terjangkau masyarakat.

Indonesia sebagai negara berkembang menerima gagasan pelayinan kesehatan utma dan memasukkannya ke dalam “Sistem Kesehatan Nasional” yang telah dikeinukakan tahun 1982.
Mulai tahun itu pelayanan kesehatan kebidanan tidak terbatas ditingkat klinik tetapi telah menyebarkan upaya promotif, preventif dan rehabilitasi ke dalam gagasan Ilmu Kebidanan Sosial. Melalui gagasan ilmu kebidanan sosial, diharapkan dapat mengendalikan faktor dalam masyarakat sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
Salah satu usaha yang sangat penting untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu adalah menyebarkan “Bidan di desa dengan polindesnya” sesuai dengan gagasan Bapak Presiden Soeharto pada pembukaan “World congress on human reproduction, Nusa Dua, Bali 1994″.
Di masa yang akan datang “Bidan di Desa” diharapkan dapat memberikan pelayanan kebidanan yang lebih bcrmutu dan menyeluruh dan sebagai pengganti “dukun beranak”.

Etika Profesi Bidan
Berbeda dengan profesi tenaga kesehatan lainnya, bidan dapat berdiri sendiri dalam memberikan pertolongan kesehatan kepada masyarakat khususnya pertolongan persalinan normal. Oleh karena itu, bidan mengucapkan janji atau sumpah saat menamatkan diri dari pendidikannya.

Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkin sumber daya manusia melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan, dan pengawasan neonatus dan pada persalinan ibu postpartum. Di samping itu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dapat dibebankan kepada bidan melalui pelayanan keluarga berencana.
Peranan penting bidan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal dan perinatal melalui pendekatan kepada dukun beranak dengan membcrikan bimbingan pada kasus yang memerlukan rujukan medis. Kerja sama dengan masyarakat melalui posyandu, bersama Program Kesehatan Keluarga (PKK) penting artinya dalam menapis kehamilan risiko tinggi, sehingga mampu menekan angka kesakitan dan kematian maternal dan perinatal.
Berdasarkan peranan bidan yang vital itulah diperlukan pengaturan profesi bidan dalam memberikan pertolongan yang optimal. Secara umum tenaga profesi kesehatan dibatasi oleh tiga kaedah utama, yaitu sumpah profesi, kaedah hukum yang mengatur tata nilai di dalam masyarakat, dan kaedah masyarakat dalam bentuk tertulis atau kebiasaan yang perlu dihormati pula. Oleh karena itu, profesi tenaga kesehatan yang selalu berkaitan dengan manusia geraknya sangat terbatas.

Pelayanan kesehatan didasari atas kerahasiaan dan kepercayaan yang mempunyai ciri sebagai berikut:
1. Mereka yang memerlukan pertolongan profesi berada pada pihak yang tergantung pada pemberi pertolongan.
2. Atas dasar kepercayaan berarti bahwa yang meminta pertolongan akan memberikan keterangan yang diperlukan untuk dapat menegakkan penyakitnya dan sekaligus pengobatannya.
3. Mereka yang meminta pertolongan tidak dapat menilai sampai scberapa jauh keahlian pemberi pertolongan.
4. Mereka yang mempunyai profesi sebagai tenaga kesehatan hampir dapat dipastikan “bebas,” tidak tergantung kepada orang lain sehingga hanya bila ada tuntutan hukum saja pihak yang berwenang dapat melakukan tindakan.
5. Sifat pekerjaan profesi ini tidak mampu mcmberikan jaminan pasti, tctapi akan diupayakan agar tercapai tingkat maksimal.

Dengan dasar demikian berarti masyarakat sulit untuk memberikan penilaian kemampuan profesi. Oleh karena itu, jaminan yang diharapkan dilandasi pada sumpah profesi dan etika profesi yang mengatur tingkah laku seseorang.

Cara Menurunkan Angka Kematian Anak Balita
Pemerintah telah membuat berbagai kebijakan untuk mengatasi persoalan kesehatan anak, khususnya unhuk menurunkan angka kematian anak, di antaranya sebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pemerataan pelayanan kesehatan
Untuk meningkatkan mutu pelayanan serta pemerataan pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat telah dilakukan berbagai upaya, salah satunya adalah dengan meletakkan dasar pelayanan kesehatan pada sektor pelayanan dasar. Pelayanan dasar dapat dilakukan di puskesmas induk, puskesmas pembantu, posyandu, serta unit-unit yang terkait di masyarakat.

Semua bentuk pelayanan kesehatan perlu didorong dan digerakkan untuk menciptakan pelayanan yang prima. Selain itu, cakupan pelayanan diperluas dengan pemerataan pelayanan kesehatan untuksegala aspekatau lapisan masyarakat. Bentuk pelayanan tersebut dilakukan dalam rangka jangkauan pemerataan pelayanan kesehatan. Upaya pemerataan tersebut dapat dilakukan dengan penyebaran bidan desa, perawat komunitas, fasilitas balai kesehatan, pos kesehatan desa, dan puskesmas keliling.
Berkaitan dengan kematian bayi akibat persalinan, maka upaya yang dapat dilakukan adalah memperbaiki pelayanan kebidanan serta menyebarkan buku KIA, alat monitor kesehatan oleh tenaga kesehatan, dan alat komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien. Di Jepang, buku KIA yang digunakan sejak tahun 1948 mampu menurunkan secara signifikan angka kematian bayi—AKB dan angka kematian ibu—AKI (Hapsari, 2004).

2. Meningkatkan status gizi masyarakat
Peningkatan status gizi masyarakat inerupakan bagian dari upaya untuk mendorong terciptanya perbaikan status kesehatan. Dengan pemberian gizi yang baik diharapkan pertumbuhan dan perkembangan anak akan baik pula, di samping dapat memperbaki status kesehatan anak. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, di antaranya upaya perbaikan gizi keluarga atau dikenal dengan nama UPGK. Kegiatan UPGK tersebut didorong dan diarahkan pada peningkatan status gizi, khususnya pada masyarakat yang rawan atau memiliki risiko tinggi terhadap kematian atau kesakitan. Kelompok risiko tinggi terdiri atas anak balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia yang golongan ekonominya rendah. Melalui upaya tersebut, peningkatan kesehatan akan tercakup pada semua lapisan masyarakat klnisusnya pada kelompok risiko tinggi.


3. Meningkatkan peran serta masyarakat
Peningkatan peran serta masyarakat dalam membantu perbaikan status kesehatan ini penting, sebab upaya pemerintah dalam rangka menurunkan kematian bayi dan anak tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah, melainkan peran serta masyarakat dengan keterlibatan atau partisipasi secara langsung. Upaya masyarakat tersebut sangat menentukan keberhasilan program pemerintah sehingga mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan. Melalui peran serta masyarakat diharapkan mampu pula bersifat efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan. Upaya atau program pelayanan kesehatan yang membutulikan peran serta masyarakat antara lain pelaksanaan imunisasi, penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan, perbaikan gizi, dan Upaya tersebut akan memudahkan pelaksanaan program kesehatan yang tepat pada sasaran yang ada.


4. Meningkatkan manajemen kesehatan
Upaya pelaksanaan program pelayanan kesehatan anak dapat berjalan dan berhasil dengan baik bila didukung dengan perbaikan dalam pengelolaan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini adalah peningkatan manajemen pelayanan kesehatan melalui pendayagunaan tenaga kesehatan profesional yang mampu secara langsung mengatasi masalah kesehatan anak. Tenaga kesehatan yang dimaksud antara lain tenaga perawat,bidan,serta dokter yang berada di puskesmas yang secara langsung berperan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

Standar Asuhan Kebidanan

Standar Asuhan Kebidanan (Pelayanan Antenatal)

Standar Pelayanan Antenatal
Standar 3 (identifikasi ibu hamil)
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberi penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
Standar 4 (pemeriksaan dan pemantauan antenatal)
Bidan memberi sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal dan pemantauan ibu dan janin secara saksama untuk menilai apakah perkembangan janin berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko tinggi atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual (PMS) atau infeksi HIV. Bidan memberi pelayanan imunisasi, nasihat, dan penyuluhan kesehatan, serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat saat kunjungan. Jika ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Standar 5 (palpasi abdomen)
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen secara saksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Jika usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
Standar 6 (pengelolaan anemia pada kehamilan)
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Standar 7 (pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan)
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan arch pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala pre-eklamsia lainnya serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

Standar 8 (persiapan persalinan)

Bidan memberi saran yang tepat kepada ibu hamil, suami, serta keluarganya pada trimester ke-3, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik. Persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk jika terjadi keadaan gawat-darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungjan rumah untuk persiapan persalinan.

Senin, 06 Desember 2010

Contoh Proposal Kewirausahaan


I.    PENDAHULUAN
      1.   Latar Belakang
Perkembangan Institusi dan Lembaga – lembaga pendidikan serta maraknya sistem komputerisasi yang dituntut dari lembaga pendidikan. Yang biasanya mengharuskan semua karya tulis atau tugas kampus (skripsi, makalah kuliah, laporan dan karya tulis) , sekolah maupun kantor harus menggunakan komputerisasi. Meninjau minimnya masyarakat yang mempunyai komputer dirumahnya ataupun masyarakat yang kurang memahami word, excel dan power point yang ada pada Microsoft office juga faktor kemalasan dalam mengetik.
Maka dari itu kami mempunyai gagasan yang mungkin bisa membantu masyarakat dalam pekerjaan kampus, sekolah dan kantor, maka ini saya mengajukan proposal ini untuk memperoleh dana demi berjalannya  usaha yang akan kami dirikan ini.
Sebelum melaksanakan suatu usaha baru ini perlu mengetahui hal-hal/aspek-aspek yang berpengaruh terhadap usaha tersebut. Hal tersebut diantaranya adalah aspek kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Dengan melakukan analisis terhadap hal-hal tersebut diharapkan usaha akan berjalan lancar dan sukses. Berikut adalah beberapa hal dari masing-masing aspek diatas :
a.       Kekuatan (strengths)
1.   Daerah yang strategis dikarenakan dekat dengan wilayah pendidikan (sekolah, kantor dan perguruan tinggi).

2.   Usaha ini mudah karena tidak membutuhkan sumber daya manusia (human resources) yang banyak.
3.   Kemampuan (skill) mengetik yang cepat dan penguasaan Microsoft Office yang memadai.
4.   Pengalaman bekerja di tempat pengetikan .
b.      Kelemahan (weaknesses).
1.       Bila komputer terserang virus akan menghambat proses kerja komputer.
2.       Perlengkapan (komputer, printer) kurang
3.       Tidak memiliki arah perencanaan yang strategis
c.       Peluang (opportunities)
1.   Meningkatkan pertumbuhan usaha dengan adanya kekuatan yang telah dipaparkan diatas.
2.   Mengembangkan jiwa usaha dan mampu bekerja sama dengan perusahaan atau toko penyedia perlengkapan seperti kertas dan sebagainya.
3.   Menciptakan sikap mandiri dalam kehidupan usaha.
             d.   Ancaman (threats)
1.   Banyak jenis usaha yang sama sebagai pesaing.
2.   Musim libur (Universitas, Sekolah dan Kantor) sehingga pengetikan kurang.



2.       Tujuan Usaha
Berdasarkan latar belakang pembentukan usaha “pengetikan komputer” ini, maka saya mempunyai tujuan yaitu :
1.       Menumbuhkan sikap berwirausaha (berpikir positif, kreatifitas, inisiatif, inovasi), dan kepemimpinan.
2.       Dengan usaha ini pengalaman dan penghasilan dapat bertambah.
Usaha pengetikan komputer, memiliki prospek yang cukup cerah pada masa sekarang ini, dilihat dari kebutuhan masyarakat akan hal pengetikan mengenai faktor yang mendukung pendidikan berupa tugas yang sebagian besar harus menggunakan komputer di Kabupaten Maros terkhusus ditempat tinggal penyusun  yang cukup besar.
Peluang akan usaha pengetikan ini memang menggiurkan, akan tetapi didalam berusaha, kita harus tetap mengantisipasi persoalan-persoalan yang muncul dalam pemasaran dan tehnis internal dalam usaha misalnya komputer yang terserang virus dan sebagainya.
Melihat persaingan yang terus meningkat didalam usaha pengetikan komputer ini, maka untuk mengantisipasi persoalan yang akan timbul, perlu adanya peningkatan pelayanan dan kepuasaan pelanggan dalam hal ini hasil pengetikan sehingga dapat menciptakan kualitas pelayanan yang baik dan menjamin bertahannya para pelanggan, serta kelengkapan software yang kuat sehingga terhindar dari virus berbahaya.


      3.   Manfaat Usaha
Dalam usaha pengetikan komputer akan membantu / mempermudah masyarakat dalam pekerjaan kampus, sekolah dan kantor. Namun dalam usaha tersebut jika peluang-peluang yang telah dipaparkan secara rinci dengan menggunakan analisis SWOT kemungkinan ketika usaha ini berjalan dengan baik, akan melibatkan mahasiswa Universitas Hasanuddin yang lain dalam mengelola usaha tersebut.
II.  PEMASARAN
      1.   Wilayah Usaha
Usaha pengetikan komputer ini akan didirikan insyaAllah di Kabupaten Maros Kecamatan Turikale, Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 1 Maros dengan berbagai alasan yaitu, daerah yang strategis dikarenakan mudah dilihat dan dekat dengan sekolah, kantor, dan yang paling penting adalah tempat usaha dekat dengan tempat tinggal saya sehingga akan memudahkan dalam mengelola usaha tersebut.
      2.   Sasaran Konsumen
Ada berbagai pengguna dalam hal ini komputer untuk menyelesaikan tugas, laporan dan sebagainya yaitu : Pertama, Siswa (SD, SLTP, SMA), Kedua, Mahasiswa sebagai pengguna pengetikan komputer untuk menyelesaikan berbagai tugas kuliah, Ketiga, para pegawai kantoran/instansi.


      3.   Strategi Usaha
Setelah hasil analisis SWOT dilakukan yang dari aspek kekuatan (Strengths),Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats), maka berdasarkan hasil tersebut digunakan untuk menentukan strategi-strategi, yaitu:
1.       Strategi SO dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada.
2.       Strategi WO yaitu mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada.
3.       Strategi ST yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk menghindari ancaman (T).
4.   Strategi WT yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T).
      4.   Usaha pengetikan komputer merupakan usaha yang paling baik dan menggiurkan  dikarenakan banyak konsumen yang memakai jasa pengetikan ini. Dalam hal persaingan usaha yang terdapat di wilayah tersebut saya mempunyai tehnik dan prinsip yang tidak dimiliki oleh usaha yang lain yaitu pertama, pelayanan yang baik dan memuaskan pelanggan dengan metode kualitas kerja yang terbaik. Salah satu contoh kebanyakan usaha pengetikan yang ada disekitar Maros tidak menerima flash disk dikarenakan ketakutan para pengusaha terhadap virus yang       

             dapat menghambat kelancaran usahanya. Maka dari itu saya mengambil alternatif dengan menerima flash disk untuk terciptanya usaha yang maksimal. Kedua, Kelengkapan software yang dapat mendukung kinerja yang tidak dimiliki usaha pengetikan yang lain.
III. ASPEK TEKNIS
1.   Kapasitas Usaha
Adapun jasa-jasa yang disediakan dalam usaha pengetikan komputer ini yaitu :
             a.    Penerimaan pengetikan makalah, skripsi, laporan dan sebagainya
            b.   Scan foto
             c.    Print data dari flash disk, CD
             d.   Suntik (transfer) lagu MP3
             e.    Penjilidan
             f.    Penjualan ATK
             g.   Burning Kaset
             i.    Cuci Foto
             h.   Pembuatan Label undangan
      2.   Fasilitas/Sarana   
Usaha pengetikan komputer ini merupakan jasa yang menggunakan berbagai fasilitas/sarana yang dapat menunjang kelancarannya, maka dari itu memerlukan :


1.   Komputer                   
2.   Printer                         
3.   Kursi                           
4.   Meja
5.   Alat-alat ATK
6.   Hardware yang mendukung
7.   CD / DVD
8.   dan lain-lain.
      3.   Ketersediaan Bahan Baku
Mengenai bahan baku (bahan yang digunakan tanpa mengelola kembali dalam langsung pakai), usaha pengetikan memerlukan bahan pendukung dari komputer yaitu software yang kapabilitas/mendukung kelancaran komputer dengan program yang baik. 
      4.   Sumber Daya Manusia (Human Resources)
Dalam menjalankan usaha pengetikan komputer ini perlu didukung oleh sumber daya manusia yang terampil, ahli dan profesional, dan berpengalaman dalam hal ketik-mengetik, serta tahu menjalankan program-program yang ada dalam komputer.





IV. KEUANGAN
1.       Jenis-jenis pembiayaan
RINCIAN ANGGARAN
No.
Nama Barang
Volume
Harga Satuan
Jumlah
1
PC Acer Aspire AM 1800
1
Set
 Rp     4.657.546
 Rp     4.657.546
2
Printer Canon iP980
1
Buah
 Rp        485.000
 Rp        485.000
3
UPS ICA CE (300 watt)
1
Buah
 Rp        530.000
 Rp        530.000
4
Speaker Active Standard
1
Set
 Rp          35.000
 Rp          35.000
5
Meja Komputer
1
Buah
 Rp        250.000
 Rp        250.000
6
Infus Printer
1
Set
 Rp        150.000
 Rp        150.000
7
Tinta Canon
3
Buah
 Rp          20.000
 Rp          60.000
8
Kertas Mirage QS 70 Gr
1
Dos
 Rp        126.000
 Rp        126.000
9
Kertas Mirage F4 70 Gr
1
Dos
 Rp        131.800
 Rp        131.800
10
Kertas Mirage A4 70 Gr
1
Dos
 Rp        131.100
 Rp        131.100
11
Printech CD-R Silver
1
Pak
 Rp          85.000
 Rp          85.000
12
Kertas Foto Mini
1
Buah
 Rp            5.000
 Rp            5.000
13
Kipas Angin
2
Buah
 Rp          50.000
 Rp        100.000
14
Kabel Roll
1
Buah
 Rp          30.000
 Rp          30.000
15
BC Lux F4 Karton
3
Pak
 Rp          22.000
 Rp          66.000
16
BC Lux F4 Plastik
3
Pak
 Rp          22.000
 Rp          66.000
17
Penahan Kertas
1
Buah
 Rp            5.000
 Rp            5.000
18
Label Undangan
2
Pak
 Rp          75.000
 Rp        150.000
19
Pengalas Mouse
1
Buah
 Rp          10.000
 Rp          10.000
20
Lakban Jilid
3
Buah
 Rp            9.500
 Rp          28.500
SUB TOTAL



 Rp     7.101.946

Biaya Tak Terduga 10 %



 Rp        710.194
TOTAL BIAYA



 Rp     7.812.140
Demikianlah proposal ini saya buat sebagaimana mestinya, untuk terlaksananya usaha ini tidak lepas dari bantuan dari Pihak Pelaksana  Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)  Universitas Hasanuddin dalam bentuk pendanaan/modal usaha. Atas perhatian dan kerja samanya kami haturkan banyak terima kasih.








Minggu, 21 November 2010

Siklus Sistem Kebijakan


PENJELASAN MENGENAI SIKLUS SYSTEM KEBIJAKAN
SIKLUS KEBIJAKAN

 









Ada banyak keuntungan yang dapat diambil dari adanya siklus kebijakan ini yaitu.
·          Siklus kebijakan menegaskan bahwa pemerintah itu merupakan proses yang melibatkan banyak institusi dan bukan sekedar institusi yang berdiri independen tampa korelasi dengan pihak lain (Bridgmen & Davis 2000,hlm 24.)
·          Siklus untuk kebijakan merupakan suatu model yang dapat digunakan untuk membantu mempermudah kompleksitas kebijakan publik .Dengan modal ini akan semakin memungkinkan para pengambil kebijakan dan masyarakat banyak memberikan focus pada tahapan-tahapan yang dipandang perlu disamping mengatur berbagai aspek yang diperlukan dalam setiap tahapan siklus tersebut.
·          Siklus kebijakan memberikan kesempatan yang bagus untuk secara sistimatis dan analitis melakukan kajian-kajian kebijakan publik yang relevan dengan area yang akan dibahas sehingga memberikan banyak kesempatan untuk belajar dari berbagai pengalaman kebijakan yang sudah ada selama ini termasuk plus minusnya.
·          Siklus kebijakan membantu membuat kebijakan dan masyarakat banyak dalam menentukan langkah-langkah strategis-strategis berkaitan dengan apa yang ingin dilakukan dalam sebuah kebijakan publik .
·          Siklus kebijakan juga akan memberikan gambaran yang komprehensif dan juga berbagai implikasi yang perlu dimengerti oleh para pihak yang berkepantingan dengan kebijakan publik .
·          Siklus kebijakan juga dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai efektifitas dan efesiensi sebuah kebijakan dilihat berdasarkan masing-masing tahapan itu. Siklus kebijakan penting untuk dipahami dan dimengerti dengan baik semakinbaik pemahaman terhadap siklus kebijakan maka akan semakin lengkaplah kerangka piker seseorang terhadap sebuah kebijakan publik .Siklus kebijakan meliputi identifikasi isu, analisis kebijakan, instrumen, kebijakan,konsultasi, koordinasi, keputusan, implementasi, evaluasi, dan umpan balik.