BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tolok ukur keberhasilan perekonomian suatu negara adalah terciptanya kemakmuran masyarakat yang dapat dilihat dari pencapaian tingkat pendapatan nasional dan per kapita. Kita bisa membayangkan bagaimana suatu pendapatan yang kita peroleh digunakan untuk kebutuhan kita, dan kita perluas lagi bagaimana pendapatan yang diperoleh di seluruh masyarakat Indonesia digunakan untuk memenuhi kebutuhannya mulai dari yang menjadi petani, pedagang, sopir, buruh, guru/dosen bahkan seorang presiden. Kesemuanya akan dihitung sebagai pendapatan nasional, karena diperoleh sebagai wujud dari balas jasa atas pengorbanan faktor-faktor produksi yang mereka miliki. Dalam kehidupan ekonomi, kita sederhanakan kehidupan masyarakat yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu ; kelompok masyarakat sebagai konsumen (RTK) atau Rumah Tangga Konsumen) dan kelompok masyarakat sebagai produsen). RTK merupakan kelompok masyarakat yang memakai barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan RTP adalah kelompok masyarakat yang memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Jika seluruh produksi yang dihasilkan oleh masyarakat produsen dijumlahkan, maka akan diperoleh jumlah produk masyarakat. Jika masyarakatnya tersebut meliputi seluruh negara maka akan diperoleh jumlah produk nasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian PDB (Produk Domestic Bruto) atau GDP ?
2. Bagaimana metode perhitungan pendapatan nasional ?
3. Apakah kekuatan utama yang mempengaruhi konsumsi dan investasi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian PDB (Produk Domestic Bruto) atau GDP.
2. Untuk mengetahui metode perhitungan pendapatan nasional.
3. Untuk mengetahui kekuatan utama yang mempengaruhi konsumsi dan investasi.
D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mendiskripsikan konsep GDP
2. Agar Mahasiswa mampu membedakan metode pendapatan nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PDB (Product Domestic Bruto) atau GDP
GDP adalah jumlah dari seluruh produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama satu tahun, termasuk di dalamnya jumlah produk yang dihasilkan oleh perusahaan asing yang beroperasi di Negara tersebut. Misal untuk Negara Indonesia Mac Donald, PT. Freeport, tetapi tidak termasuk hasil barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat negara tersebut yang bekerja di luar negeri.
B. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Untuk menghitung pendapatan nasional digunakan tiga metode, antara lain
1. Metode Pendekatan Pendapatan
Metode pendekatan pendapatan dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor produksi atas penyerahan faktor produksinya kepada perusahaan.
2. Metode Pendapatan Produksi
Metode produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai produksi yang diciptakan oleh seluruh sektor yang ada dalam perekonomian selama satu tahun.
3. Metode Pendekatan Pengeluaran
Untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional maka dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran masyarakat dari tiap-tiap rumah tangga yang ada. Empat sektor rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang dimaksud adalah rumah tangga konsumen (C), rumah tangga produsen (I), rumah tangga pemerintah (G), dan rumah tangga luar negeri / ekspor bersih ( X-M).
No. | Rumah Tangga | Pengeluaran untuk | Lambang |
1. 2. 3. 4. | Konsumen Produsen Pemerintah Masyarakat Luar Negeri | Konsumsi (Consumption) Investasi (Investment) Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure) Ekspor-Impor (Export-Import) (X – M) | C I G (X-M) |
Dari tabel di atas, bila digambarkan dalam sebuah rumus, maka akan nampak sebagai berikut:
PDB/Y = C + I + G + (X - M) |
a. Pengeluaran konsumsi (C)
Komponen ini merupakan pengeluaran seluruh rumah tangga perseorangan maupun lembaga-lembaga non perusahaan untuk membeli barang dan jasa guna memenuhi kebutuhannya
Komponen konsumsi (C) dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
1. Jumlah pendapatan yang tersedia untuk dibelanjakan
2. Harga barang dan jasa
3. Intensitas kebutuhan terhadap barang dan jasa
4. Faktor subjektif, seperti gengsi, harga diri dan selera.
b. Pengeluaran Investasi
Komponen investasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ;
1. Jumlah tabungan masyarakat yang tersedia untuk investasi
2. Utang / Pinjaman luar negeri
3. Tingkat suku bunga bank yang berlaku
4. Efisiensi penggunaan modal.
c. Pengeluaran pemerintah
Faktor yang mempengaruhi komponen ini, antara lain :
1. Jangkauan tingkat keluasan wilayah kegiatan pemerintah dalam melayani masyarakat.
2. Jumlah barang dan jasa yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
3. Harga barang dan jasa yang bersangkutan.
d. Komponen luar negeri (ekspor netto)
pada bagian ini akan mengetahui penjualan barang dan jasa ke luar negeri sebagai perhitungan dari pendapatan nasional. Besarnya komponen dipengaruhi oleh faktor yakni :
1. Kualitas dan tingkat harga barang ekspor di luar negeri
2. Promosi yang dilakukan di luar negeri
3. Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan ekspor impor.
C. Kekuatan utama yang mempengaruhi konsumsi dan investasi.
Pokok dari konsumsi di antara kategori-kategori yang paling penting adalah perumahan, kendaraan, makanan, dan perawatan medis.
Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan
Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran/perbelanjaan yang berikut:
1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai apresiasi maka akan didapat investasi neto. Perbedaan arti investasi neto dan bruto ini sudah diterangkan dalam Bab Dua yaitu depresiasi.
Fungsi Investasi
Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (i) ia sejajar dengan sumbu datar, atau (ii) bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis makro ekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.
Permintaan Agregat Penawaran Agregat
Kurva Penawaran Agregat dibentuk dengan menghubungkan antara fungsi permintaan dan penawaran faktor produksi (tenaga Kerja, modal dan tanah)
Model permintaan dan penawaran menjelaskan bagaimana harga beragam sebagai hasil dari keseimbangan antara ketersediaan produk pada tiap harga (penawaran) dan keinginan dari mereka dengan kekuatan pembelian pada tiap harga (permintaan). Grafik ini memperlihatkan sebuah pergeseran ke kanan dalam permintaan dari D1 ke D2 bersama dengan peningkatan harga dan jumlah yang diperlukan untuk mencapai sebuah titik keseimbangan (equibilirium) dalam kurva penawaran (S). kedua nilai keseimbangan ini dapat berubah jika terjadi perubahan pada kurva permintaan agregat dan kurva penawaran agregat dan interaksi antara permintaan agregat dan penawaran agregat akan menghasilkan keseimbangan pendapatan nasional.
D. Konsumsi, Pendapatan dan Tabungan
Pendapatan, konsumsi, dan tabungan semuanya amat berkaitan. Lebih tepatnya, tabungan pribadi adalah bagian dari pendapatan setelah pajak yang tidak dikonsumsi, tabungan sama dengan pendapatan dikurangi konsumsi. Hubungan antara pendapatan, konsumsi, dan tabungan pada tahun 1999 ditujukan pada tabel 6-2 mulai dengan pendapatan pribadi (terdiri dari upah, bunga, uang sewa, dividen, pembayaran transfer, dan sebagainya. Kajian ekonomi telah menunjukkan bahwa pendapatan merupakan penentu utama dari konsumsi dan tabungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. GDP adalah jumlah dari seluruh produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama satu tahun, termasuk di dalamnya jumlah produk yang dihasilkan oleh perusahaan asing yang beroperasi di Negara tersebut
2. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional ada tiga yaitu metode pendekatan pendapatan, metode pendekatan pengeluaran dan metode pendekatan
3. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.
4. Model permintaan dan penawaran menjelaskan bagaimana harga beragam sebagai hasil dari keseimbangan antara ketersediaan produk pada tiap harga (penawaran) dan keinginan dari mereka dengan kekuatan pembelian pada tiap harga (permintaan). Grafik ini memperlihatkan sebuah pergeseran ke kanan dalam permintaan dari D1 ke D2 bersama dengan peningkatan harga dan jumlah yang diperlukan untuk mencapai sebuah titik keseimbangan (equibilirium) dalam kurva penawaran (S).
DAFTAR PUSTAKA
Lestari Barkah. 2004. Ekonomi. Surakarta: Mediatama.
Http://www.Economist.Com/Research/Economics. 10, September 2008
0 komentar:
Posting Komentar